Indonesia memiliki potensi sangat besar dalam industri kelapa. Jika dimanfaatkan secara maksimal, potensi tersebut bisa meningkatkan perekonomian bangsa. Hingga kini tercatat ada 95 kabupaten penghasil kelapa di Indonesia. Masing-masing daerah memiliki luas lebih dari 10. 000 hektare. Dengan jumlah petani lebih dari 2 juta orang.
Kelebihan lain kelapa yaitu, tanaman tersebut bisa tumbuh dimana saja. Hampir seluruh wilayah Indonesia terdapat tanaman dengan batang yang kokoh tersebut. Pertanian kelapa paling banyak terdapat di Sumatera dengan luas perkebunan kelapa hingga 31,80 persen. Sementara kedua di Jawa (22,75 persen), kemudian disusul Sulawesi (20,81 persen).
Dari data yang sama juga menyebutkan, Indonesia memiliki lahan perkebunan kelapa terluas di dunia. Dengan areal luas mencapai 3,86 juta hektare. Atau sekitar 31,2 persen dari total 12 juta hektare luas daratan di dunia. Jika ditotal, produksi kelapa di Indonesia sekitar 3,2 juta ton per hari. Sekitar 98 persen luas perkebunan kelapa di Indonesia merupakan perkebunan milik rakyat. Sebagian kecil sisanya milik perusahaan negara dan swasta.
Ketua Umun Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Pum) Moeldoko mengatakan pertanian kelapa menjadi salah satu potensi untuk mendongkrak perekonomian bangs a. Sehingga dia berharap terns ada penguatan dalam sektor tersebut. ”Produksi kelapa hams ditingkatkan. Karena kelapa dan produk turunan kelapa dapat meningkatkan perekonomian daerah dan nasional,” ujar Moeldoko.
Moeldoko berpandangan, ada beberapa isu strategis dalam perkebunan kelapa. Yaitu keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia. Sebagai negara kepulauan di khatulistiwa yang memiliki iklim dan kontur tanah yang cocok untuk kelapa seharusnya dapat menjadikan Indonesia menjadi produsen kelapa terbesar di dunia.
”Membutuhkan percepatan adopsi teknologi dan inovasi industri yang dapat meningkatkan nilai jual kelapa,” tambahnya. Moeldoko menjelaskan, kelapa merupakan tanaman yang hampir seluruh bagiannya bisa dimanfaatkan secara komersial. Mulai dari batang pohon, buah, sabut, tempurung, hingga air kelapa. Produk-produk yang dapat dihasilkan dari buah kelapa banyak diminati karena nilai ekonominya yang tinggi. Di antaranya adalah Coconut Crude Oil (CCO), Virgin Coconut Oil (VCO), activated carbon (AC), coconut fiber (CF), coconut charcoal (CCL), serta oleokimia yang dapat menghasilkan asam lemak, metal ester, fatty alkohol, fatty amine, fatty nitrogen, glyserol, dan lain-lainnya.
Nilai ekspor kelapa tercatat sebesar USD 510,14 juta pada 2010. Dan berlipat menjadi USD 1,21 miliar di 2014. Pada 2014, kontribusi Indonesia mencapai 20, 16 persen dari total nilai ekspor dunia. Berdasarkan data Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI), total kebutuhan kelapa secara nasional pada 2015 sebanyak 14,63 miliar butir kelapa atau senilai USD 3,53 miliar.