Hama menjadi sebuah gangguan yang tak dapat dihindari pada perkebunan, tindakan preventiflah yang menjadi cara untuk menekan populasinya hingga pada level tertentu. Cara ini yang dilakukan oleh PT Riau Sakti United Plantations (RSUP)-Perkebunan dengan melakukan pengendalian hama alami untuk 22.6650 hektar luas kebunnya.
Pengendalian hama tanaman yang dilakukan PT RSUP-Perkebunan pada awalnya menggunakan insektisida, fungisida, dan herbisida, yang termasuk dalam jenis pestisida. Namun seiring dengan berjalannya waktu, tim PT RSUP-Perkebunan berupaya untuk menciptakan ekosistem yang seimbang & alamiah dengan meninggalkan penggunaan pestisida.
Zat kimia yang terkandung pada pestisida tidak hanya dapat mematikan hama, namun juga ekosistem lainnya seperti rumput dan predator hama itu sendiri. PT RSUP-Perkebunan secara bertahap mengurangi penggunaan bahan kimia, tim mulai beralih pada pengendalian hama secara biologi dengan mencoba mengembangbiakan musuh alami hama ulat api yaitu sicanus dan eocanthecona.
Mikroba yang digunakan hasil pengembangbiakan dari lingkungan dan alam sekitar PT RSUP-Perkebunan. Pengendalian hama kumbang saat masih ulat dengan cara menyebarkan mikroba (metarhizium) di sarangnya. Sedangkan, teknik pengendalian hama kumbang dewasa ada dua cara,yaitu menggunakan mikroba dan perangkap.
Untuk penggunaannya, mikroba disuntikan ke kumbang dewasa dan saat terbang menulari kumbang yang lainnya. Sedangkan sistem perangkap menggunakan feromone, cairan yang dimiliki kumbang jantan dengan bau khas,yang menyebabkan kumbang betina datang untuk kawin. Langkah ini dilakukan untuk meniadakan penggunaan bahan kimia secarajangka panjang dan aman bagi tanaman & manusia.
Riset yang dilakukan oleh tim PT RSUP-Perkebunan sejak tahun 1993 hingga 1998 lebih banyak mengenai biological control. Saat ini pengendalian hama yang diterapkan mulai ke cara organic. Tak hanya itu, PT RSUP-Perkebunan juga memberikan bahan untuk pengendalian hama kepada perkebunan masyarakat sekitar.
Selain itu, yang sangat berpengaruh pada keberlangsungan hidup dan dapat menyebabkan kematian tanaman adalah hama rayap. PT RSUP-Perkebunan melakukan riset dengan memanfaatkan produk samping dari asap pabrik hasil pembakaran tempurung yang dikondensasi sehingga menghasilkan cairan, digunakan untuk pegendalian rayap. Hasil dari kondensasi asap hama tersebut merupakan pengendalian hama secara kimia organic dan terbukti aman bagi tanaman dan manusia.
Kesulitan yang dialami dalam melakukan pengendalian hama secara biologi dan kimia organik adalah membutuhkan
waktu yang lebih lama. Dibanding dengan menggunakan bahan kimia, cara ini butuh proses panjang untuk memutus suatu serangan hama, namun pengendaliannya cukup cepat. Cepatnya proses pengendalian dikarenakan sifatnya yang biological, makhluk hidup yang digunakan akan menciptakan keseimbangan sendiri dan berkembang secara alamiah di lahan.
Semua riset untuk pengendalian hama seacara biologi dan kimia organik ini dikembangkan di bawah Department of Researchand Advisory PT Riau Sakti United Plantations (RSUP)-Perkebunan. Lebih jauh lagi dari pengendalian ham a, PT RSUP-Perkebunanjuga berusaha untuk membuat kondisi tanah sehat agar menciptakan pohon yang sehat dan tahan dari serangan penyakit.
Segala upaya pengendalian hama tanaman yang dilakukan PT RSUP-Perkebunan adalah langkah langkah untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang telah ada. Senantiasa mengedepankan langkah hijaunya menjadi manifestasi kepedulian perusahaan dalam pelestarian lingkungan.