Berpotensi Besar, Saatnya Memperkuat Pertanian Kelapa

Berpotensi Besar Saatnya Memperkuat Pertanian Kelapa

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Pum) Moeldoko berharap pemerintah menguatkan sektor pertanian kelapa. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi  sangat besar  dalam industri kelapa ini untuk meningkatkan perekonomian.“Produksi kelapa harus ditingkatkan. Karena produk kelapa dan produk turunan kelapa dapat meningkatkan perekonomian daerah dan perekonomian nasional,” ujar Moeldoko, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 16 Januari 2018.

Tercatat,  terdapat  95 kabupaten  di  Indonesia yang menghasilkan kelapa dengan luas kebun kelapa masing-masing lebih dari 1 Oribuhektare (ha).  Petani kelapa di Indonesia mencapai dua juta   orang  dengan  komposisi  98,93   persen adalah petani kecil. Sementara, Indonesia memiliki sekitar 3,5  juta ha kelapa, tetapi total produksi kelapa masih rendah.

Menurut data Kementerian Pertanian, rata-rata sentra produksi kelapa di wilayah Indonesia pada 2014-2016 adalahl4,34 persen dari Provinsi   Riau,    9, 14   persen   dari   Provinsi Sulawesi  Utara dan 8, 73 persen dari  Provinsi Jawa Timur.  Provinsi  lain  di Indonesia  yang menjadi produsen kelapa adalah Maluku Utara, Sulawesi Tengah,  Jawa Tengah,  Iambi,  Jawa Barat, Maluku, Lampung, dan 33,83  persen di provinsi lainnya.

“Jika dibandingkan dengan India yang memiliki jumlah kebun lebih kecil, produksi kelapa Indonesia masihrendah. Kita perlutata kelola perkebunan kelapa dan implementasi segera seperti percepatan pembibitan dan peremajaan pohon,” papar dia.

Moeldoko mengungkapkan adanya tantangan besar untuk on-farming dan off-farming dalam pertanian    kelapa.    Untuk    itu,    dalam    hal on-farmingMoeldoko mendukung percepatan peremajaan  pohon, perbaikan pengolahan  dan pendampingan petani.

“Sedangkan  dalam hal  off-farmingpembentukan organisasi untuk saling membantu dan penguatan kapasitas petani serta kemudahan akses permodalan harus didukung,” tegasnya.

Moeldoko berpandangan, ada beberapa isu strategis dalam perkebunan kelapa. Yaitu keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia. Sebagai negara kepulauan di khatulistiwa yang memiliki  iklim  dan kontur  tanah yang  cocok untuk kelapa seharusnya dapat menjadikan Indonesia menjadi produsen kelapa terbesar  di dunia.

“Linkage antara petani dan industri yang belum efektif,   sehingga   belum   dapat   membentuk sinergi yang dapat mengefisienkan pasar dengan kerja sama win-win solution,  diversifikasi, dan diferensiasi produk  turunan  dari kelapa  yang membutuhkan percepatan adopsi teknologi dan inovasi industri yang dapat meningkatkan nilai jual kelapa,”  papamya.

Selain itu, lanjut Moeldoko, penyelesaian status hukum tanah yang sebagian masih dalam kawasan hutan, disarankan untuk segera diselesaikan.

“Presiden telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 88 tahun 2017 tentang Percepatan Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Rutan. Hal ini juga bermanfaat memudahkan akses terhadap   permodalan,” tegas Moeldoko.

Moeldoko menjelaskan, kelapa merupakan tanaman yang hampir seluruh bagiannya bisa dimanfaatkan   secara   komersial   mulai   dari batang pohon, buah,  sabut,  tempurung, hingga air  kelapa.  Produk-produk  yang  dapat dihasilkan  dari buah  kelapa  banyak  diminati karena nilai ekonominya yang tinggi. Di antaranya  adalah Coconut Crude  Oil (CCO), Virgin Coconut  Oil (VCO),  activated carbon (AC), coconut fiber (CF), coconut charcoal (CCL),  serta  oleokimia  yang  dapat menghasilkan asam lemak, metal ester, fatty alkohol,  fatty  amine,  fatty  nitrogen,  glyseroldan lain-lainnya.

Sementara itu,  daun,  sabut, dan batang kelapa juga merupakan bahan baku industri untuk menghasilkan perlengkapan rumah tangga (furnitur) seperti keset, sapu, spring bed, matras, dan anyaman lain yang prospektif untuk dikembangkan.

“Potensinya sangat luar biasa untuk bisa memberikan manfaat masyarakat. Apalagi, saat ini Indonesia menjadi eksportir terbesar kedua setelah India. Nilainya sangat tinggi,” tegas Moeldoko.

Nilai ekspor kelapa tercatat sebesar USD510,l 4 juta  di 2010,  yang berlipat menjadi USDl,21 miliar di 2014.  Indonesia merupakan eksportir kelapa dan sabut kelapa kedua terbesar di dunia setelah India. Pada 2014,  kontribusi Indonesia mencapai 20,16 persen  dari total nilai  ekspor dunia.    Peningkatan   kinerja   ekspor   produk minyak  kelapa,  khususnya  untuk  pasar  dunia masih sangat terbuka.

Berdasarkan  data  Himpunan  Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI), total kebutuhan kelapa secara nasional pada 2015 sebanyak 14,63  miliar butir kelapa atau senilai USD3,53   miliar.  Sebanyak  1,53   miliar  butir kelapa  atau  10 persen untuk konsumsi rumah tangga,  3,5    miliar butir  atau 24 persen  untuk pasar   ekspor,   dan   selebihnya   dipergunakan untuk bahan baku industri pengolahan. Sementara untuk rata-rata produksi kelapa per tahun diperkirakan 12,9  miliar butir kelapa.

Sumber:
https://www.medcom.id/ekonomi/mikro/4KZOo7EN-berpotensi-besar-saatnya-memperkuat-pertanian-kelapa

 

Sambu Group

Jalan Rawa Bebek No.26
Gedong Panjang, Jakarta Utara
[email protected]
021 6603926, 6604026
WhatsApp : 0813 8080 8095

 

 

 

TEMUKAN KAMI
210 209 max  
   
 

 

 

Copyright © 2020 Sambu Group
Template by Engine Templates